Saturday, February 23, 2013

Yasmin dan Joseph


                        Yasmin, yang ditemukan sedang duduk menyendiri ditangga sekolah oleh seorang teman, yang bernama Joseph itu terus menangis. Tak ada henti-hentinya wanita itu menangis, meratapi masalah yang bertubi-tubi yang harus ia hadapi seorang diri.
               Yasmin bingung mesti berbuat apa demi menghidupi adik-adiknya yang masih kecil itu. Mereka sangat butuh makan. Ia bingung harus mendapatkan uang untuk biaya hidupnya dan adik-adiknya. Sementara, Yasmin juga harus sekolah untuk memenuhi 9 hatun wajib sekolah.  Yasmin duduk dibangku kelas 2 SMP.
                Yasmin baru ditinggal ayah dan ibunya. 2 hari yang lalu mereka telah meninggal dunia, akibat kecelakaan kereta api saat hendak pulang kerumah. Kondisinya sangat mengenaskan. Hingga sekarang, Yasmin belum bisa merelakan kejadian yang menimpa keluarganya itu. Akibatnya, sekarang ia hanya tinggal bersama kedua adiknya. Yang paling besar berumur 4 tahun, dan yang paling kecil berumur  1,5 tahun.
                Ia menjadi tulang punggung bagi keluarganya. Ia harus menafkahi kedua adiknya. Selama 2 hari ini ia hanya mengandalkan bantuan dari tetangganya. Ia berpikir untuk tidak terus-terusan merepoti tetangga-tetangganya. Maka ia harus mencari pekerjaan supaya menghasilkan uang.
                Joseph yang sedaritadi hanya diam, meratapi penderitaan yang sedang diharapi temannya itu, dan turut bersedih, memikirkan apa yang harus ia lakukan untuk menolongnya.
                Kemudian ia bergerak menuju Yasmin dan duduk disampingnya, lalu berkata “jangan sedih lagi, aku kesini untuk membantumu” dicarinya mata indah Yasmin oleh Joseph untuk bisa dilihat.
                Yasmin-pun menoleh kearahnya, menatap mata Joseph dengan tatapan heran, “apa yang bisa kau lakukan?”
“kita akan berjualan koran dilampu merah, dan kita akan mendapatkan uang. Kita akan bekerja disiang hari sampai sore hari, sepulang sekolah. Dan kau tidak perlu putus sekolah.” usulnya.
                Tatapan Yasmin menjadi sartakis, “kau mau ikut denganku? Berpanas-panasan dibawah terik mentari, demi menolong adik-adikku?”
                Senyum yang ditampilkan Joseph semakin merekah, “aku mau, Yasmin..”
                Yasmin-pun menghentikan tangisnya dan segera mengelap air mata yang membanjiri pipinya. Lalu kembali bersemangat, dan memamerkan senyum indahnya yang sangat Joseph suka. Dan berkata, “baiklah! Aku akan sangat berterimakasih sekali padamu, karna kau bersedia membantuku, Joseph!” dipeluklah Joseph oleh Yasmin.
                Joseph-pun merasa senang karna bisa melihat Yasmin tersenyum kembali. “aku akan membantumu semampuku, Yasmin. Apa sih yang enggak buat kamu” lalu Joseph memamerkan senyum meledek yang juga disukai Yasmin.
                Dan akhirnya mereka berjalan menuju kelas dengan melenggang-lenggang gembira. Dan merekapun menjalin pertemanan sangat lama, hingga Yasmin diangakat oleh keluarga kaya raya, dan harus pindah sekolah pilihan orang tau angkatnya yang lebih elit. Namun Yasmin tidak putus hubungan dengan Joseph. Mereka tetap berteman dan bermain bersama saat liburan.

No comments:

Post a Comment