Di kala senja datang, dan menghilang berganti
malam. Cuaca semakin gelap, Bulan-pun siap menerangi malam, ditemani para
kerabat-kerabat nya---Bintang. Aku di sini, terdiam, dan terus memikirkanmu.
Semakin aku nekat mencegah nya, semakin kuat kau melekat di benakku, Bintang
(baca: Pria). Bodoh nya diriku ini yang masih saja nekat mempertahankanmu.
Padahal aku tahu, kau tidak akan memperdulikan nya. Pikiran dan tujuanmu hanya
terpaut pada satu Bulan (baca: Wanita), bukan aku.
Aku selalu rindu saat-saat kita bersama. Aku
selalu rindu berbagai tempat yang pernah kita kunjungi. Aku selalu rindu
berbincang dan berbagi tawa bersamamu. Tetapi, bagaimana dengan kau? Oh, sudah
pasti kau tak akan memikirkan hal itu. Bahkan kau menganggap nya tidak penting
dan melupakan nya.
Aku memang bukanlah wanita sempurna di matamu.
Aku tak punya keahlian apapun yang bisa kutunjukan di depanmu. Aku lemah. Aku
memang tak pantas kau miliki. Tetapi, bagaimana dengan perjuangan
mempertahankan cinta? Kurasa, aku sedang melakukan nya. Bukti nya, sampai saat
ini aku nggak bisa menggantikan posisimu dengan yang lain.
Aku tahu kau mengetahui nya. Jelas, bagaimana
tidak mungkin kau tahu, teman-temanku sering membawa kita sebagai topik
pembicaraan mereka. Dan, cukup banyak juga orang yang mengetahui nya. Tapi,
memang kau saja yang tak pernah peka akan nya. Atau, kau memang sengaja
berpura-pura tidak peka, sehingga kau masih bergerak leluasa seolah-olah tidak
ada sesuatu apapun?
Ah, sudahlah. Tidak ada yang perlu di
fikirkan ataupun di perjuangkan. Semua akan indah pada waktunya...
Planet said: "Ngapain sih lo masih mau
pertahanin dia, peduli sama dia? Dia aja udah ngga mau peduliin elo! Percuma lo
masih nangis-nangisin dia. Asal lo tau, orang yang lo tangisin itu lagi bahagia
sama Wanita lain! Nah, elo? Cari kebahagiaan sana! Jangan mau di kendaliin sama
perasaan ngga guna itu."
Dingin
nih.. Aku kangen kamu, Bintang-ku.
No comments:
Post a Comment