Waktu
pertama kali aku lihat kamu, rasanya biasa aja. Waktu kedua kalinya aku ketemu
kamu, rasa penasaran itu mulai muncul. Ketiga kalinya aku lihat kamu, aku
menemukan satu keistimewaan yang ada pada dirimu, dan aku menyukainya. Hingga,
aku berharap dapat melakukan pertemuan yang keempat, kelima, keenam, sampe
seterusnya.
Aku
ingat, waktu kau hendak melakukan sebuah kegiatan (termasuk yang aku sukai)
itu, aku bela-belain datang dan lihat supaya aku bisa melakukan pertemuan yang
keenam. Dan, hari itu juga aku melakukan pertemuan keenam bersamamu. Walaupun
kamu hanya lewat di depanku, aku senang. Dari situ, mulailah cinta ini di
mulai.
Kau
mungkin tidak tahu aku (ternyata kau sudah tahu) ataupun mengenalku.
Tapi, dari pertemuan itu aku merasa sudah mengenalmu lebih jauh. Hal ini yang
membuatku terus berfikir, ada apa dengan ini? Agak lebay sih sebenarnya.
Tetapi, ya, memang ini yang kurasakan. Kau-membuatku-penasaran.
Suatu
ketika hal yang tak kuduga-duga sebelumnya terjadi. Kita berteman.
Awalnya
aku memang sangat mengharapkan bisa mengenalmu secara nyata. Pernah berniat
buat menanyakan satu pertanyaan terhadapmu, tapi aku tidak akan mampu. Dari
dulu aku memang takut untuk menanyakan suatu hal yang bersifat pribadi kepada
pria. Cuma dengan'nya' aku bisa menanyakan ataupun mengungkapkan sesuatu yang
bersifat pribadi. Dia yang sudah kukenal 5 tahun ini.
Sebelum
mengenal kamu, aku memang sedang mengalami ke-hancuran hati (lebay!).
Awalnya aku berniat sekali untuk tidak membuka hatiku pada orang lain. Tetapi,
setelah aku bertemu kamu, niat itu seakan tidak pernah terucap. Aku sempat
tidak mempercayainya. Tetapi, aku memutuskan untuk membuka hati. Dan, orang itu
kamu.
Dan,
aku benar-benar mencintaimu.
Hal
yang tidak kusangka-sangka terjadi lagi. Kamu-meminta-aku-untuk-menjadi-kekasihmu.
Aku benar-benar sulit menyangkanya. Memang, perhatian dan sikapmu selama ini
telah kuartikan sebagai wujud pendekatan. Aku juga berfikir, aku pasti salah.
Kau pernah bercerita tentang kisah lalumu, yang kukira kau masih
menginginkannya. Aku berfikir, kau main-main. Kau sedang main-main.
Ketika
aku bertanya, "Serius?"
"Iya,
serius" Begitu katamu.
Aku
semakin bingung. Aku mencintaimu. Jika aku menolakmu, berarti aku telah
melewatkan kesempatan ini. Jika aku menerimamu, aku takut akan kehilanganmu.
Sekarang
aku benar-benar kehilanganmu. Kau telah pergi. Jauh dari hatiku. Kini aku hanya
seoarang diri yang tinggal bersama bayangmu (lebay!).
Aku
tahu kamu masih disana. Aku bisa melihatmu. Kau sedang tertawa ria, bermain
bersama teman-temanmu. Terkadang, aku berniat untuk menghampirimu. Tetapi, aku
takut. Aku takut kamu mengabaikanku. Kau pasti seperti itu. Dan, akhirnya aku
memilih untuk diam. Sampe sekarang, atau bahkan sampe seterusnya, aku akan
diam. Aku tak ingin kau membenciku setelah mendengar kata 'I Love You'.
Tetapi, sekarang aku mengatakannya. Di dalam hati, di blog ini. Mungkin,
sebentar lagi kau akan membenciku.
No comments:
Post a Comment