Thursday, August 15, 2013

16/08/13

Waktu pertama kali aku lihat kamu, rasanya biasa aja. Waktu kedua kalinya aku ketemu kamu, rasa penasaran itu mulai muncul. Ketiga kalinya aku lihat kamu, aku menemukan satu keistimewaan yang ada pada dirimu, dan aku menyukainya. Hingga, aku berharap dapat melakukan pertemuan yang keempat, kelima, keenam, sampe seterusnya. 

Aku ingat, waktu kau hendak melakukan sebuah kegiatan (termasuk yang aku sukai) itu, aku bela-belain datang dan lihat supaya aku bisa melakukan pertemuan yang keenam. Dan, hari itu juga aku melakukan pertemuan keenam bersamamu. Walaupun kamu hanya lewat di depanku, aku senang. Dari situ, mulailah cinta ini di mulai.

Kau mungkin tidak tahu aku (ternyata kau sudah tahu) ataupun mengenalku. Tapi, dari pertemuan itu aku merasa sudah mengenalmu lebih jauh. Hal ini yang membuatku terus berfikir, ada apa dengan ini? Agak lebay sih sebenarnya. Tetapi, ya, memang ini yang kurasakan. Kau-membuatku-penasaran.

Suatu ketika hal yang tak kuduga-duga sebelumnya terjadi. Kita berteman.

Awalnya aku memang sangat mengharapkan bisa mengenalmu secara nyata. Pernah berniat buat menanyakan satu pertanyaan terhadapmu, tapi aku tidak akan mampu. Dari dulu aku memang takut untuk menanyakan suatu hal yang bersifat pribadi kepada pria. Cuma dengan'nya' aku bisa menanyakan ataupun mengungkapkan sesuatu yang bersifat pribadi. Dia yang sudah kukenal 5 tahun ini.

Sebelum mengenal kamu, aku memang sedang mengalami ke-hancuran hati (lebay!). Awalnya aku berniat sekali untuk tidak membuka hatiku pada orang lain. Tetapi, setelah aku bertemu kamu, niat itu seakan tidak pernah terucap. Aku sempat tidak mempercayainya. Tetapi, aku memutuskan untuk membuka hati. Dan, orang itu kamu.

Dan, aku benar-benar mencintaimu.

Hal yang tidak kusangka-sangka terjadi lagi. Kamu-meminta-aku-untuk-menjadi-kekasihmu. Aku benar-benar sulit menyangkanya. Memang, perhatian dan sikapmu selama ini telah kuartikan sebagai wujud pendekatan. Aku juga berfikir, aku pasti salah. Kau pernah bercerita tentang kisah lalumu, yang kukira kau masih menginginkannya. Aku berfikir, kau main-main. Kau sedang main-main.

Ketika aku bertanya, "Serius?"

"Iya, serius" Begitu katamu.

Aku semakin bingung. Aku mencintaimu. Jika aku menolakmu, berarti aku telah melewatkan kesempatan ini. Jika aku menerimamu, aku takut akan kehilanganmu.

Sekarang aku benar-benar kehilanganmu. Kau telah pergi. Jauh dari hatiku. Kini aku hanya seoarang diri yang tinggal bersama bayangmu (lebay!). 

Aku tahu kamu masih disana. Aku bisa melihatmu. Kau sedang tertawa ria, bermain bersama teman-temanmu. Terkadang, aku berniat untuk menghampirimu. Tetapi, aku takut. Aku takut kamu mengabaikanku. Kau pasti seperti itu. Dan, akhirnya aku memilih untuk diam. Sampe sekarang, atau bahkan sampe seterusnya, aku akan diam. Aku tak ingin kau membenciku setelah mendengar kata 'I Love You'. Tetapi, sekarang aku mengatakannya. Di dalam hati, di blog ini. Mungkin, sebentar lagi kau akan membenciku.

No comments:

Post a Comment